Rabu, 31 Agustus 2016

jadi 'kurir' pasang judi online , sopir pengantar air galon diciduk



RAKSASABERITADeky Abubakar (48), kini harus berurusan dengan kepolisian. Hobi dia berjudi, membawanya tinggal di balik jeruji besi. Perantau asal Gorontalo itu hanya bisa pasrah, lantaran dia terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Deky yang tinggal indekos di Jalan Merbabu, kawasan Kelurahan Kampung Jawa, Samarinda Ulu, diringkus kepolisian saat sedang bertransaksi judi togel online, Senin (29/8) siang, di rumah salah seorang rekannya. Saat itu, dia sedang melayani pemasang judi.

"Kita terima informasi masyarakat yang resah, ada judi online. Beberapa hari kita selidiki, kita temukan pelaku (Deky Abubakar) di sebuah rumah, dan kita bawa ke kantor," kata Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Iptu Yunus Kelo, kepada wartawan di kantornya, Selasa (30/8).

Kepada penyidik, Deky mengakui aksi perjudiannya, dilakukan secara online. Kalangan sopir, menjadi langganannya untuk memasang judi togel. Caranya, pemasang mentransfer ke rekening Deky, lantas Deky menghubungkan ke sejumlah website perjudian.

"Pelaku sendiri, bekerja sebagai sopir pengantar air mineral dalam galon. Dia mengaku judi itu cuma penghasilan sampingannya. Tetap, penyidik menjeratnya dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara," ujar Yunus.

Kepada wartawan, Deky mengaku telah melakukan registrasi di 2 website judi yang berbasis server di Singapura. Praktis dia bisa melayani pemasang judi, dengan komisi 7 persen nilai uang yang dipasang oleh pemasang.

"Sudah 3-4 bulan ini. Melalui SMS, kemudian saya masukkan di website (judi) itu, server-nya ada di Singapura. Saya dapat bayaran 7 persen dari uang yang dipasang," kata Deky.

"Ya saya tergiur, karena saya hobi judi. Teman saya bilang, daripada saya pasang judi, sebaiknya saya jadi penampung para pemasang. Jadi saya pasang tiap hari Senin, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu," ujar Deky.

"Dibilang saya ketagihan, iya juga. Tapi uang dari ini, dicukup-cukupkan saja untuk keperluan sehari-hari, buat kos. Saya ditangkap polisi ini, istri saya di Gorontalo tidak tahu," tambahnya.

Deky yang telah memiliki 4 anak itu, memang pergi merantau dari Gorontalo. Sebelumnya, dia bekerja di sebuah pabrik di kawasan Porong, Sidoarjo, yang kini lenyap tertimbun lumpur Lapindo. Pascapemutusan hubungan kerja, dia merantau ke Samarinda.

"Tidak ada keluarga saya di Samarinda. Tapi kalau teman, banyak. Kalau sudah seperti ini (ditangkap polisi), mau bagaimana lagi," demikian Deky.


Merdeka


EmoticonEmoticon

 photo Banner-ke2_zpsxplcey4j.gif


 photo Bannerke3_zpsd2fmjhfz.gif

 photo Bannerke4_zps7zzryr03.gif