Minggu, 04 September 2016

Bertemu Jokowi, Presiden China setuju tingkatkan impor buah dari RI



RAKSASABERITA -  Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan pertemuan antara Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinpingmembahas mengenai kerja sama ekonomi. Menurut Menlu, hal-hal yang dibahas oleh kedua Presiden, pertama adalah upaya untuk meningkatkan perdagangan, terutama upaya untuk mempersempit gap defisit perdagangan Indonesia dengan China.

"Tadi Presiden Xi sudah langsung mengatakan keinginan pemerintah Tiongkok untuk mendorong agar produk-produk atau buah-buah tropis Indonesia dapat masuk ke Tiongkok. Itulah yang memang selama ini kita perjuangkan karena memang untuk dapat masuk banyak sekali standar-standar yang harus dipenuhi dan proses untuk registrasinya juga memakan waktu yang cukup lama," jelas Menteri Retno seperti dilansir dari Setkab, Sabtu (3/9).

Presiden Xi Jinping, ungkap Menlu, sudah mengatakan akan mendorong agar impor Indonesia untuk buah-buah tropis itu akan dipermudah. Dengan demikian, diharapkan defisit perdagangan akan dapat dipersempit.

Menlu juga menyinggung mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke Alibaba Group, salah satu penyedia e-Commerce terbesar di dunia. Dia mengemukakan, Indonesia bisa meningkatkan ekspor terutama dari UMKM melalui platform Alibaba.

"Ini adalah upaya kita untuk menutup gap atau menutup defisit perdagangan kita dengan Tiongkok," ujar Menteri Retno.

Selain perdagangan, lanjut Menlu, pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Xi Jinping juga membahas masalah investasi. Menurut Menlu, Presiden Jokowi selalu mengatakan, dan ini disepakati oleh Presiden Xi Jinping mengenai quality investment di bidang manufaktur, infrastruktur, dan lain-lain. "Kedua Presiden sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang investasi," ujarnya.

Bidang ketiga yang dibahas, masih di dalam ekonomi adalah pariwisata. Menurut Menlu, Presiden Xi juga menyampaikan akan mendorong masyarakat China untuk berkunjung ke Indonesia. Sebab, selama ini diakui destinasi Asia lainnya lebih populer dari Indonesia, tetapi sekarang Indonesia sudah mulai menjadi salah satu destinasi yang populer untuk masyarakat China dalam merencanakan kepergian mereka atau wisata mereka ke luar negeri.

Selain itu, lanjut Menlu, ada beberapa hal lain yang sudah disampaikan juga oleh Presiden. Pertama kerja sama di bidang bilateral currency swap arrangement, yang sudah berlaku dari tahun 2013 2016 dengan nilai sebesar USD 100 miliar.

"Ini sudah mendekati 2016, sehingga kita menegosiasikan lagi untuk perpanjangan untuk 3 tahun ke depan sampai tahun 2019, dengan nilai USD 130 miliar. Tadi juga Presiden Xi sudah sepakat bahwa akan dilanjutkan sampai 2019 dengan nilai USD 130 miliar," ungkap Retno.

Isu yang lain, menurut Menlu, adalah dalam konteks Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di mana Presiden menyampaikan bahwa Indonesia masih mengusulkan agar Indonesia dapat menjadi regional office dari AIIB.

"Presiden Xi juga sangat mendukung Indonesia menjadi regional office dari AIIB nanti pada waktunya," ungkap Menteri Retno seraya menyebutkan bahwa sudah ada proyek infrastruktur di Tanah Air yang dibiayai AIIB, yaitu Urban Slum Development Project.


EmoticonEmoticon

 photo Banner-ke2_zpsxplcey4j.gif


 photo Bannerke3_zpsd2fmjhfz.gif

 photo Bannerke4_zps7zzryr03.gif