RAKSASABERITA - TNI AL menggelar latihan Armada Jaya 2016. Hampir seluruh kekuatan angkatan laut dikerahkan untuk mengikuti latihan puncak yang digelar di perairan Situbondo, Jawa Timur.
Sekitar 7.000 prajurit TNI AL mengikuti simulasi pertempuran laut dan perebutan pantai. 39 Kapal Perang (KRI) berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan Kapal Bantu Tunda). Delapan Pesawat Udara. Serta pasukan Marinir dengan persenjataan Howitzer, Roket Multilaras GRAD 70, Tank dan kendaraan pendarat amfibi.
TNI AL juga menjajal aneka persenjataan barunya. Presiden RI Joko Widodo didampingi Panglima TNI dan Kasal menyaksikan demo uji coba senjata-senjata strategis TNI AL, berupa peluru kendali (Rudal) permukaan ke permukaan dari Kapal Cepat Rudal dan torpedo bawah air.
Latihan penembakan Roket Kapal Selam jenis RBU 6000 ini dilakukan oleh empat KRI Kelas Parchim.
Sejumlah senjata strategis yang diuji coba di antaranya Rudal C705 jenis SSM buatan Tiongkok dengan daya ledak satu Rudal mampu menghancurkan satu kapal corvette berbobot 1.500 kg rusak serius atau hilang kemampuan tempurnya.
Selain itu akan diujicobakan rudal C802 yang juga buatan Tiongkok dengan daya ledak satu rudal mampu menghancurkan satu destroyer berbobot 3.000 kg rusak serius atau hilang kemampuan tempurnya.
Torpedo SUT buatan Jerman yang memiliki jarak efektif 12 km-28,5 km dan kecepatan 18-34 juga diujicobakan dalam latihan itu. Kapal yang menembakkan artileri di antaranya KRI Diponegoro dan KRI Usman Harun.
"Saya kira latihan-latihan seperti ini harus dilaksanakan setiap dua tahun dan akan kita tunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan senjata strategis kita tidak kalah dengan negara-negara lain," kata Presiden Jokowi di atas Geladak KRI Makassar..
Dalam rangka pengembangan Alutsista TNI, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya transfer teknologi untuk menghadirkan kemandirian industri strategis.
"Semua senjata strategis, apabila kita mempunyai kemampuan semuanya akan kita buat, sekarang kita beli ya tidak hanya beli saja, kita pelajari apa memungkinkan industri strategis kita memproduksi itu, saya kira semuanya kalau dipelajari bisa mendukung kemandirian," ucap Presiden Jokowi.
EmoticonEmoticon