Rabu, 07 September 2016

Pengibar Bendera pusaka pertama



RAKSASABERITA  -  Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menepis kabar sosok Ilyas Karim yang mengaku sebagai pengibar bendera pusaka saat 17 Agustus 1945. Sebab setelah melakukan verifikasi hanya ada dua orang yang mengibarkan bendera pusaka kala itu, Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Martokusumo.

Djarot meminta kepada semua pihak untuk tidak membelokan sejarah Indonesia yang telah ada. Karena kedua tokoh sejarah itu juga memiliki keturunan yang pasti akan tersinggung.

"Enggak bener (Ilyas) pengibar bendera. Itu tanyakan ke Walkot Jaksel dan sudah ada bukti terutama dari Dinas sejarah AD bahwa yang mengibar bendera itu ada dua. Jangan dong untuk pembelokan sejarah. Bagaimanapun Pak Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Martokusumo punya keturunan. Kalau beliau (Ilyas) pejuang mungkin, tapi kalau pengibar bendera jangan. Bahkan Pak Latief pun sebelum meninggal bercerita," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/9).

Dia mengungkapkan, kasus pengakuan seseorang terhadap tokoh pahlawan juga pernah terjadi saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar. Kala itu, ada orang yang mengaku sebagai pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) Sodancho Soeprijadi. Padahal berdasarkan catatan negara dia menghilang saat akan ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Soekarno tahun 1945.

"Geger lah itu. Padahal Soeprijadi pernah dipanggil Soekarno dan mau dijadikan Menhan tapi enggak muncul. Saya juga denger katanya dia (Ilyas) pernah dapet apartemen dan dijual, nah maunya apa?" tutup Djarot.



EmoticonEmoticon

 photo Banner-ke2_zpsxplcey4j.gif


 photo Bannerke3_zpsd2fmjhfz.gif

 photo Bannerke4_zps7zzryr03.gif