RAKSASABERITA - Pemecatan Dilma Rousseff sebagai Presiden Brasil oleh senat memicu protes negara-negara berhaluan kiri di Amerika Latin karena dianggap sebagai kudeta. Venezuela, Ekuador dan Bolivia menarik duta besar (Dubes)-nya dari Brasil sebagai bentuk protes.
Wakil Rousseff, Michel Temer, sudah resmi dilantik sebagai Presiden Brasil. Pelantikan ini memicu para pendukung Rousseff turun ke jalan mendesak pelengseran Temer.
Senat Brasil dengan suara 61:20 memutuskan memecat Rousseff—presiden perempuan pertama Brasil—karena dianggap menggunakan uang dari bank-bank negara untuk membiayai belanja publik secara ilegal.
Negara-negara berhaluan kiri yang merupakan sekutu Rousseff mengnggap pemecatan Rousseff sebagai kudeta. Presiden Venezuela; Nicolas Maduro, menuduh Amerika Serikat berada di balik pemecatan atau impeachment terhadap Rousseff.
”Ini kudeta tidak hanya terhadap Dilma. Ini melawan Amerika Latin dan Karibia. Ini melawan kami,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Venezuela. ”Ini adalah serangan terhadap (kubu) populer, progresif, gerakan kiri,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Kamis (1/9/2016).
Menteri Luar Negeri Brasil, Jose Serra, membela keputusan senat yang memecat Rousseff sebagai tindakan konsitusional. Dia mempertanyakan legitimasi Pemerintah Maduro tersebut.
”Pemerintah Venezuela tidak memiliki moral untuk berbicara tentang demokrasi, karena mereka tidak memiliki sebuah rezim demokratis,” katanya dalam komentar yang di-posting ke situs pemerintah Brasil. Dia menuduh Venezuela gemar menahan para tahanan politik.
Sementara itu, Pemerintah El Salvador mengecam pemecatan Rousseff. ”(Pemecatan) merupakan ancaman serius bagi demokrasi Amerika Latin, perdamaian, keadilan, pembangunan dan integrasi. Namun, El Salvador belum mengkonfirmasi apakah akan menarik Dubes-nya dari Brasil atau tidak.
”Ini kudeta tidak hanya terhadap Dilma. Ini melawan Amerika Latin dan Karibia. Ini melawan kami,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Venezuela. ”Ini adalah serangan terhadap (kubu) populer, progresif, gerakan kiri,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Kamis (1/9/2016).
Menteri Luar Negeri Brasil, Jose Serra, membela keputusan senat yang memecat Rousseff sebagai tindakan konsitusional. Dia mempertanyakan legitimasi Pemerintah Maduro tersebut.
”Pemerintah Venezuela tidak memiliki moral untuk berbicara tentang demokrasi, karena mereka tidak memiliki sebuah rezim demokratis,” katanya dalam komentar yang di-posting ke situs pemerintah Brasil. Dia menuduh Venezuela gemar menahan para tahanan politik.
Sementara itu, Pemerintah El Salvador mengecam pemecatan Rousseff. ”(Pemecatan) merupakan ancaman serius bagi demokrasi Amerika Latin, perdamaian, keadilan, pembangunan dan integrasi. Namun, El Salvador belum mengkonfirmasi apakah akan menarik Dubes-nya dari Brasil atau tidak.
EmoticonEmoticon